subsidi rumput untuk siapa?


Sebagai seorang pemilik kuda, gw senang buanget gitu loh, maharaja tetap dengan kebijakan pencitraan yaitu memberikan subsidi atas harga rumput sehingga harga rumput per ikatnya 4.500 ringgit. Kuda gw mengkonsumsi rumput per minggunya sekitar 3 ikat rumput atau 13.500 ringgit. Pastinya lebih senang lagi tuh orang yang memiliki gajah, jerapah, kambing, sapi yang banyak atau atau binatang yang makannya lebih banyak dari kuda gw.

Beberapa waktu lalu, hulu balang kerajaan memerintahkan agar rakyat berhemat dengan rumput yang biasa kuda gw makan dan meminta agar beralih ke alang-alang yang lebih mahal karena tanpa subsidi. Harga alang-alang 2 kali lipat dari harga rumput. Meskipun harga alang-alang terkadang turun mengikuti mekanisme pasar.

Beberapa waktu lalu, hulu balang kerajaan mengatakan bahwa seikat rumput disubsidi 3.700 ringgit per ikatnya. Gile, gw kaga ngerti dah, bagaimana cara menghitung harga pokok rumput per ikatnya sehingga bisa dapat angka itu, harga layak jual itu katanya 8.200 ringgit per ikatnya. Setahu, gw, waktu gw belajar di padepokan, yang paling adil menentukan harga itu ya market. Bisa memang kita menentukan harga jual dengan production cost, tapi ini hanya cocok untuk pasar monopoli. Tapi masa di zaman sekarang, masih ada monopoli?.

Anngaran yang disedikan untuk subsidi rumput, katanya 167 trilyun!!!!!!, gubrak dan pingsan deh gw, uang itu kan nolnya ada 12!!!!!!!. It doesn’t make sense, man. Masa uang itu hanya untuk membantu gw membeli rumput. Kan lebih baik untuk dibuat padepokan supaya lebih banyak orang pintar, atau membuat tempat praktik tabib yang lebih bagus, atau memperbaiki jalan desa yang berlubang supaya petani bisa mudah dalam menjual hasil taninya. Sebegitu kayakah, maharaja memberikan subsidi hanya untuk rumput. Setahu gw, kerajaan tetangga aja yang lebih jauh lebih kaya dan makmur tidak sudi memberi subsidi untuk rumput. Katanya tetangga kerajaan memberikan subsidi terselubung berupa pelabuhan dan infrastruktur yang modern sehingga para saudagar dapat menanam ringgitnya dengan cost yang lebih murah.

Gw yakin maharaja berfikiran lebih panjang dari gw. Katanya, yang gw dengar dari hulu balang kerajaan. Maharaja itu adil dan ingin mensejahterkan rakyanya, sekarang ini banyak orang yang menabung untuk beli kuda, atau gajah. Jadi kalo seumpamanya para jelata itu sudah bisa beli kuda, kan kasihan sekali kalo tidak bisa dinaiki hanya karena harga rumput naik. Beuh, bulls***, Gw senang sih gw bisa beli rumput dengan harga murah tapi it doesn’t make sense kalo dibanding dengan uang 167 trilyun hanya untuk beli rumput.

Ada lagi wacana pembatasan pembelian rumput, sehingga hanya binatang tertentu saja yang boleh makan rumput, beuh, aneh lagi nih. Mana bisa binatang kan kalo makan rumput nyari yang enak dan murah. Kalo mau diawasi, berapa biaya pengawasannya.

Kemarin ada lagi yang bilang, kalau harga rumput tidak disubsidi, maka semua penjual rumput akan dibakar. Bulls*** maning, ngapai juga gw bakar-bakaran. Jelas saja, banyak yang bakar-bakar kalo harganya naik dengan drastis. Gw setuju sekali kalo harga naik secara bertahap dan kemudian diserahkan ke market. Sehingga subsidi bisa ditujukan kepada yang lebih berhak.

Beberapa petinggi kerajaan bilang, bahwa jika subsidi dicabut perusahaan raja akan bangkrut. Nah ini jujur apa gimana?. Kalo perusahaan raja apa urusannya ama gw. Please deh, biarkan perusahaan tumbuh dan turun sesuai dengan kedewasaan, bukan dimanja terus. Buktinya semakin dilepas dan tinggal jauh dari orang tua, biasanya semakin pintar, dewasa dan sukses orang tersebut.


2 responses to “subsidi rumput untuk siapa?

Leave a reply to sinagar Cancel reply